Burung walet merupakan burung yang memiliki sayap berbentuk meruncing memiliki ekor panjang berwarna hitam dengan bagian bawah tubuh berwarna coklat, sarang walet dipercaya memiliki khasiat yang luar biasa untuk kesehatan dan banyak diperdagangkan orang untuk dibuat sup atau bahan obat-obatan. Selain itu harganya pun sangat mahal, kini banyak orang yang melakukan budidaya ternak burung walet tersebut secara rumahan. Lalu bagaimana cara membudidayakan walet?
Syarat lingkungan kandang
Kadang untuk budidaya ternak walet ini sebaiknya dibuat jauh dari keramaian memiliki suhu berkisar antara 24 derajat Celcius hingga 26° Celcius dan kelembaban udara sekitar 80% hingga 90%.
Persiapan Bangunan Rumah Walet
Pada umumnya walet dipelihara dalam sebuah bangunan gedung Besar dengan luas yang bervariasi mulai dari 10 x 15 meter persegi hingga 10 x 20 cm persegi, semakin tinggi bumbungan dan semakin jauh jarak antara bumbungan dengan plafon maka makin baik rumah walet dan rumah tersebut akan lebih disukai burung walet dalam rumah walet diberi roving room atau tempat berputar-putar dan juga resting room untuk beristirahat dan untuk bersarang.
Sarang burung walet pada rumah walet juga dibuat lubang di bagian atas untuk keluar masuk burung walet, lubang tersebut dibuat dengan ukuran 20 kali 20 cm atau 20 kali 35 cm dengan jumlah lubang yang disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi Gedung.
Pembibitan Burung Walet
Bibit burung wallet diperoleh dengan cara memancing burung walet masuk ke rumah walet yang telah dibuat dengan menggunakan tab recorder yang berisikan suara burung walet atau Sriti, bisa juga dengan menumpuk jerami yang berisikan serangga kecil untuk pakan walet. Biasanya pemancingan ini dilakukan pada sore hari yaitu jam 16:00 hingga 18.00, sebelumnya dalam rumah walet tersebut disiapkan telur walet untuk ditetaskan, telur dapat didapatkan dari peternak walet yang sedang melakukan panen pembuangan telur.
Perawatan Ternak Burung Walet
Burung walet yang baru menetas masih lemah pastinya tidak memiliki bulu dan memerlukan pemanasan, sehingga selama 2-3 hari anakan tidak perlu dikeluarkan dari mesin tetas dan setiap harinya temperatur dapat diturunkan 1 derajat celcius hingga 2 derajat celsius dengan cara membuka ventilasi mesin.
Untuk pemberian pakan karena anak walet tersebut belum dapat makan sendiri maka suapi dengan pakan berupa kroto, pemberian kroto tersebut dilakukan sebanyak tiga kali sehari setelah anakan walet berumur sekitar 10 hari. Anakan dapat dipindahkan ke kotak khusus yang diberi alat pemanas, barulah setelah berumur sekitar 43 hari anak walet dipindahkan ke rumah walet. Pemindahan tersebut dilakukan pada malam hari anakan tersebut diletakkan di rak memiliki ketinggian sekitar 2 meter dari lantai.
Pakan Walet
Karena walet adalah burung liar yang suka mencari pakan sendiri ia sering mencari pakan berupa serangga-serangga kecil di sawah, hutan, pantai dan lainnya. Tapi jangan lupa untuk menyediakan pakan berupa serangga di rumah walet terutama pada musim kemarau, ada beberapa cara menghasilkan serangga untuk bahkan walet diantaranya membuat kolam di pekarangan sekitar rumah walet untuk menghasilkan kutu gaplek dan nyamuk menanam tumpangsari dan juga mengumpulkan buah busuk di pekarangan rumah walet tersebut.
Pemeliharaan Kandang
Kotoran yang telah menumpuk dalam rumah walet sebaiknya dibersihkan namun jangan dibuang tetapi dikumpulkan dalam karung dan diletakkan dalam rumah walet itu saja. Pemanenan perlu dilakukan secara hati-hati Jangan sampai salah karena jika salah maka akan berakibat fatal semua burung yang terganggu akan pergi dari rumah walet dan mencari tempat lain untuk tinggal.
Pemanenan Sarang Walet dan Pasca Panen
Apabila sarang walet sudah memungkinkan untuk dipanen maka lakukan pemanenan, pemanenan akan dilakukan sebanyak empat kali, tiga kali atau dua kali dalam setahun, ada beberapa pola untuk cara pemanenan sarang burung walet di antaranya adalah sebagai berikut :
Panen Rampasan
Cara ini dilakukan setelah sarang walet siap untuk dipakai bertelur namun pasangan walet belum sempat bertelur, cara ini memiliki keuntungan diantaranya jarak panen cepat kualitas sarang burung walet akan bagus dan total produksi sarang burung pertahunnya akan lebih banyak. Tapi cara ini memiliki kelemahan karena tidak ada peremajaan burung yang terus membuat sarang dan kelelahan maka kualitas sarangnya menjadi tipis dan produksi air liur tidak mampu mengimbangi pemacuan waktu untuk membuat sarang yang baru.
Panen Buang Telur
Cara ini dilakukan setelah burung membuat sarang dan bertelur sebanyak dua butir, telur tersebut kemudian dibuang lalu sarangnya diambil. Cara ini memiliki keuntungan sepertinya dapat dilakukan panen hingga empat kali dalam setahun dan kualitas sarang yang dihasilkan juga baik, kelemahan cara ini yaitu walet tidak akan ada waktu untuk menetaskan telur.
Panen Penetasan
Cara pemanenan sarang walet dengan pola ini dilakukan ketika anak-anak walet menetas dan sudah bisa terbang, kelemahan cara ini yaitu mutu sarang walet yang rendah dan keuntungannya yaitu burung walet dapat berkembang biak sehingga populasi walet dapat meningkat.
Setelah pemanenan lakukan pembersihan sarang dari kotoran yang menempel lalu lakukan penyaliran terhadap sarang burung walet yang telah didapatkan. Itulah ulasan mengenai cara budidaya ternak walet rumahan bagi pemula, tertarik mencoba budidaya ini di rumah?